Pakar nutrisi Emilia Achmadi mengatakan bahwa
menakar gizi anak tak cukup dengan hanya melihat proporsi visual tubuhnya. Anak dengan tubuh gemuk misalnya, tidak menjamin memiliki
kecukupan gizi yang baik.
"Jangan pernah menilai anak sehat dari gemuknya, karena anak gemuk belum tentu memiliki kandungan gizi seimbang. Anak bertubuh gemuk itu nggak menjamin sehat," kata Emilia saat menjadi pembicara di acara MeadJohnson Nutrition, di Jakarta.
Emilia menjelaskan sejumlah gejala yang menunjukkan anak kekurangan gizi. Tanda yang terkesan sepele sehingga kerap diabaikan: anak terlihat lebih kecil dibandingkan anak lain seusianya, sering sakit demam, napsu makan kurang, dan mudah mengantuk atau kelelahan.
Profesor Soekirman, ahli gizi sekaligus Guru Besar Institut Pertanian Bogor, menambahkan, kekurangan gizi terjadi akibat asupan gizi di bawah kebutuhan. Ditandai dengan lambatnya pertumbuhan tubuh, rendahnya daya tahan tubuh, kurangnya tingkat intelegensia atau kecerdasan.
Demi memenuhi kebutuhan gizi seimbang anak, ia merekomendasikan makanan-makanan bergizi tinggi yang variatif. Mulai dari meningkatkan asupan protein seperti susu, keju, yogurt, kacang kedelai, daging merah, biji-bijian, telur, ikan, dan ikan salmon.
"Jangan lupa juga memenuhi asupan air mineral setiap hari, makan buah-buahan seperti pisang, avokad, juga sayuran berwarna hijau pekat yang mengandung protein tinggi seperti brokoli," ujar wanita lulusan Oklahoma State University, Amerika Serikat, tersebut.
Kelebihan Gizi Juga Tak Baik
Tak cuma kurang gizi, kelebihan gizi juga berdampak negatif terhadap kesehatan dan kualitas hidup di masa mendatang. Ditandai dengan kelebihan berat badan, kelebihan gizi memperbesar risiko munculnya berbagai penyakit kronis degeneratif, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung.
Profesor Soekirman mengatakan bahwa sama seperti kekurangan gizi, kelebihan gizi umumnya juga terjadi akibat perubahan pola makan yang tidak bergizi seimbang.
"Jangan pernah menilai anak sehat dari gemuknya, karena anak gemuk belum tentu memiliki kandungan gizi seimbang. Anak bertubuh gemuk itu nggak menjamin sehat," kata Emilia saat menjadi pembicara di acara MeadJohnson Nutrition, di Jakarta.
Emilia menjelaskan sejumlah gejala yang menunjukkan anak kekurangan gizi. Tanda yang terkesan sepele sehingga kerap diabaikan: anak terlihat lebih kecil dibandingkan anak lain seusianya, sering sakit demam, napsu makan kurang, dan mudah mengantuk atau kelelahan.
Profesor Soekirman, ahli gizi sekaligus Guru Besar Institut Pertanian Bogor, menambahkan, kekurangan gizi terjadi akibat asupan gizi di bawah kebutuhan. Ditandai dengan lambatnya pertumbuhan tubuh, rendahnya daya tahan tubuh, kurangnya tingkat intelegensia atau kecerdasan.
Demi memenuhi kebutuhan gizi seimbang anak, ia merekomendasikan makanan-makanan bergizi tinggi yang variatif. Mulai dari meningkatkan asupan protein seperti susu, keju, yogurt, kacang kedelai, daging merah, biji-bijian, telur, ikan, dan ikan salmon.
"Jangan lupa juga memenuhi asupan air mineral setiap hari, makan buah-buahan seperti pisang, avokad, juga sayuran berwarna hijau pekat yang mengandung protein tinggi seperti brokoli," ujar wanita lulusan Oklahoma State University, Amerika Serikat, tersebut.
Kelebihan Gizi Juga Tak Baik
Tak cuma kurang gizi, kelebihan gizi juga berdampak negatif terhadap kesehatan dan kualitas hidup di masa mendatang. Ditandai dengan kelebihan berat badan, kelebihan gizi memperbesar risiko munculnya berbagai penyakit kronis degeneratif, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung.
Profesor Soekirman mengatakan bahwa sama seperti kekurangan gizi, kelebihan gizi umumnya juga terjadi akibat perubahan pola makan yang tidak bergizi seimbang.
sumber: Rumah Sunatan
No comments:
Post a Comment